-
Bandung, Indonesia
Bullying di sekolah bukan hanya masalah individu, tetapi juga fenomena sosial yang melibatkan berbagai aktor. Dalam ekosistem bullying, terdapat pelaku, korban, penonton, asisten perundung, dan yang sering kali jumlahnya masih minim: pembela. Pembela adalah individu yang berani berdiri melawan perundungan, memberikan dukungan kepada korban, dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta inklusif.
“Keberanian terbesar adalah membela mereka yang tidak dapat membela diri sendiri.” – Unknown
Meningkatkan jumlah pembela dalam lingkungan sekolah sangat penting untuk memutus rantai perundungan dan menciptakan budaya saling menghargai. Namun, bagaimana cara sekolah dapat memperbanyak pembela? Kuncinya adalah dengan melatihkan empati, komunikasi asertif, penghargaan terhadap orang lain, dan kepercayaan diri kepada siswa.
Dalam setiap kejadian perundungan, terdapat beberapa peran yang saling terkait:
Untuk meningkatkan jumlah pembela dalam komunitas sekolah, diperlukan pendekatan yang melibatkan pelatihan keterampilan sosial dan emosional. Beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:
1. Melatih Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain. Cara melatihkan empati kepada siswa:
2. Mendorong Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif membantu siswa untuk berbicara dengan tegas tanpa menyakiti perasaan orang lain. Cara menumbuhkan keterampilan ini:
3. Meningkatkan Penghargaan terhadap Orang Lain
Budaya saling menghargai akan membuat bullying sulit berkembang. Langkah-langkah yang bisa diterapkan:
4. Membangun Kepercayaan Diri Siswa
Siswa yang percaya diri lebih cenderung menjadi pembela daripada penonton pasif. Untuk membangun kepercayaan diri siswa:
Sekolah memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan yang aman dan mendukung. Dengan memperbanyak jumlah pembela, sekolah dapat mengurangi perundungan dan menciptakan budaya yang lebih inklusif. Melalui latihan empati, komunikasi asertif, penghargaan terhadap orang lain, dan kepercayaan diri, siswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu berdiri melawan perundungan dan membangun lingkungan belajar yang sehat.
Sebagai pendidik, mari kita bersama-sama menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani membela keadilan!
Bayangkan sebuah permainan yang tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan keberanian dan empati. PEMBELA: Permainan Edukasi Membangun Empati dan Lingkungan Anti Perundungan adalah boardgame inovatif yang dikembangkan oleh Lembaga Advokasi Hak Anak (LAHA) Bandung dengan dukungan Save the Children.
Melalui permainan ini, siswa diajak untuk memahami dinamika perundungan—dari pelaku, korban, hingga pengamat—dan menemukan peran mereka sebagai pembela yang aktif menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Dengan strategi yang interaktif dan berbasis pengalaman, PEMBELA membantu siswa membangun keterampilan sosial, keberanian, dan solidaritas dalam menghadapi perundungan.
Siapkah kita menjadi bagian dari perubahan? Mari mulai dari sini!