PEMBELA: Memperbanyak Aktor Positif dalam Ekosistem Bullying

PEMBELA: Memperbanyak Aktor Positif dalam Ekosistem Bullying

Published By

Super Administrator

  • 26 Feb 2025

Pendahuluan

Bullying di sekolah bukan hanya masalah individu, tetapi juga fenomena sosial yang melibatkan berbagai aktor. Dalam ekosistem bullying, terdapat pelaku, korban, penonton, asisten perundung, dan yang sering kali jumlahnya masih minim: pembela. Pembela adalah individu yang berani berdiri melawan perundungan, memberikan dukungan kepada korban, dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta inklusif.

“Keberanian terbesar adalah membela mereka yang tidak dapat membela diri sendiri.” – Unknown

Meningkatkan jumlah pembela dalam lingkungan sekolah sangat penting untuk memutus rantai perundungan dan menciptakan budaya saling menghargai. Namun, bagaimana cara sekolah dapat memperbanyak pembela? Kuncinya adalah dengan melatihkan empati, komunikasi asertif, penghargaan terhadap orang lain, dan kepercayaan diri kepada siswa.

Ekosistem Bullying dan Peran Masing-Masing Aktor

Dalam setiap kejadian perundungan, terdapat beberapa peran yang saling terkait:

  1. Pelaku
    • Orang yang melakukan tindakan perundungan secara fisik, verbal, atau sosial.
    • Biasanya memiliki motivasi untuk mendominasi atau merasa lebih unggul dari yang lain.
  2. Korban
    • Individu yang menjadi sasaran perundungan.
    • Cenderung mengalami tekanan psikologis, sosial, dan akademik.
  3. Penonton
    • Individu yang menyaksikan perundungan, tetapi tidak mengambil tindakan.
    • Bisa menjadi pendukung diam-diam bagi pelaku atau merasa takut untuk ikut campur.
  4. Asisten Perundung
    • Orang yang membantu pelaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
    • Bisa berupa menyebarkan rumor, tertawa saat korban direndahkan, atau memberi dukungan moral kepada pelaku.
  5. Pembela
    • Individu yang berani menentang perundungan dan membela korban.
    • Memiliki peran penting dalam memutus rantai bullying dan membangun budaya kepedulian.

Strategi Memperbanyak Pembela di Sekolah

Untuk meningkatkan jumlah pembela dalam komunitas sekolah, diperlukan pendekatan yang melibatkan pelatihan keterampilan sosial dan emosional. Beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:

1. Melatih Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain. Cara melatihkan empati kepada siswa:

  • Menggunakan simulasi atau role-playing tentang pengalaman korban bullying.
  • Mengadakan diskusi reflektif tentang perasaan korban dan dampak jangka panjang perundungan.
  • Menggunakan literasi emosional dalam pembelajaran untuk membantu siswa memahami emosi mereka dan orang lain.

2. Mendorong Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif membantu siswa untuk berbicara dengan tegas tanpa menyakiti perasaan orang lain. Cara menumbuhkan keterampilan ini:

  • Mengajarkan siswa cara menegur pelaku bullying dengan bahasa yang tidak agresif.
  • Memberikan pelatihan berbicara di depan umum untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  • Menggunakan teknik "I-Message" seperti "Saya merasa tidak nyaman ketika kamu melakukan itu."

3. Meningkatkan Penghargaan terhadap Orang Lain

Budaya saling menghargai akan membuat bullying sulit berkembang. Langkah-langkah yang bisa diterapkan:

  • Menanamkan nilai inklusivitas dalam kegiatan sekolah.
  • Mengajarkan keberagaman dan toleransi melalui mata pelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler.
  • Membangun komunitas siswa yang saling mendukung dan menghormati.

4. Membangun Kepercayaan Diri Siswa

Siswa yang percaya diri lebih cenderung menjadi pembela daripada penonton pasif. Untuk membangun kepercayaan diri siswa:

  • Mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kepemimpinan.
  • Mengajarkan keterampilan penyelesaian konflik agar mereka tidak takut menghadapi pelaku bullying.
  • Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada siswa yang menunjukkan sikap berani dalam membela teman.

Kesimpulan

Sekolah memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan yang aman dan mendukung. Dengan memperbanyak jumlah pembela, sekolah dapat mengurangi perundungan dan menciptakan budaya yang lebih inklusif. Melalui latihan empati, komunikasi asertif, penghargaan terhadap orang lain, dan kepercayaan diri, siswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu berdiri melawan perundungan dan membangun lingkungan belajar yang sehat.

Sebagai pendidik, mari kita bersama-sama menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani membela keadilan!

Bayangkan sebuah permainan yang tidak hanya seru, tetapi juga mengajarkan keberanian dan empati. PEMBELA: Permainan Edukasi Membangun Empati dan Lingkungan Anti Perundungan adalah boardgame inovatif yang dikembangkan oleh Lembaga Advokasi Hak Anak (LAHA) Bandung dengan dukungan Save the Children.

Melalui permainan ini, siswa diajak untuk memahami dinamika perundungan—dari pelaku, korban, hingga pengamat—dan menemukan peran mereka sebagai pembela yang aktif menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Dengan strategi yang interaktif dan berbasis pengalaman, PEMBELA membantu siswa membangun keterampilan sosial, keberanian, dan solidaritas dalam menghadapi perundungan.

Siapkah kita menjadi bagian dari perubahan? Mari mulai dari sini!


Tags:
Ke Atas